Batik merupakan kerajinan dari kain yang dilukis menggunakan cairan malam sehingga menghasilkan beragam motif yang bernilai tinggi. Motif yang dilukis sesuai dengan ciri khas daerah asalnya. Batik berasal dari kata “amba” yang memiliki arti menulis dan “nitik” atau titik yang dapat diartikan membuat titik atau gambar.
Sejarah Singkat Masuknya Batik di Indonesia
Awal mula munculnya batik di Inonesia tidak begitu jelas. Namun, G.P Rouffaer berpendapat bahwa batik berasal dari India atau Sri Lanka pada abad ke-6 atau ke-7. Sementara itu, J.L.A. Brandes seorang arkeolog asal Belanda mengatakan batik tidak berasal dari India melainkan dari Indonesia. Ditambah lagi, F.A Sutjipto seorang arkeolog Indonesia berpendapat jika batik merupakan tradisi asli dari daerah Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua.
Motif batik tidak hanya terdapat pada kain saja. Melainkan, motif batik ditemukan juga pada relief-relief Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Dengan begitu, dapat dikatakan jika batik sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak dulu dan tidak berasal dari India. Meski begitu, awal mula keberadaan batik di Indonesia masih menjadi perlu digali lagi.
Sejarah Perkembangan Batik di Indonesia
1. Zaman Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar yang hampir menguasai seluruh nusantara dalam sejarah Indonesia. Jadi, tak heran apabila perkembangan batik berkaitan erat dengan kerajaan ini.
Nah, batik pada zaman Kerajaan Majapahit ini dapat ditelusuri di daerah Mojokerto serta Tulungagung. Mojokerto merupakan pusat dari Kerajaan Majapahit dan juga tempat di mana batik dikenal. Nama Mojokerto sendiri memiliki kaitan dengan Majapahit.
Sementara itu, Tulungagung merupakan sebuah kota di Jawa Timur yang juga memiliki kaitan dengan berkembangnya batik di Indonesia.
Saat itu, Tulungagung atau disebut juga sebagai Bonorowo dipimpin oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk terhadap Majapahit. Akibatnya, Majapahit mengambil tindakan yang menyebabkan Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di daerah Kalangbret.
Setelah Adipati Kalang dikalahkan, maka Tulungagung sepenuhnya dikuasai oleh Majapahit. Para ahli batik yang tinggal di Tulungagung pun membawa budaya batik ke Kerajaan Majapahit.
Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulungagung ini banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Itulah alasan mengapa batik Mojokerto dan Tulungagung memiliki warna dasar putih dengan corak coklat muda dan biru tua yang mirip dengan batik Yogyakarta.
2. Zaman Penyebaran Islam
Bicara mengenai perkembangan batik pada zaman penyebaran islam, maka berkaitan erat dengan daerah Ponorogo di Jawa Timur. Awalnya, agama islam diperkenalkan ke Ponorogo oleh Raden Katong. Ia adalah adik dari Raden Patah sehingga dapat dikatakan merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit. Sementara itu, di Ponorogo, terdapat sebuah pesantren yang dipimpin oleh Kyai Hasan Basri. Pesantren tersebut tidak hanya mengajarkan agama islam saja, melainkan juga ilmu ketatanegaraan, ilmu perang, hingga kesusastraan. Kyai Hasan Basri merupakan menantu dari raja Keraton Solo. Istrinya yang merupakan putri dari kraton Solo pun mulai memperkenalkan batik di Ponorogo. Itulah mengapa, batik mulai menyebar keluar kraton dan tiba di Ponorogo.
Pada zaman dulu, hanya orang-orang keraton saja yang diperbolehkan mengerjakan batik. Bahkan, kain batik yang dihasilkan juga hanya digunakan untuk pakaian raja, keluarganya, dan pengikutnya saja. Namun, karena banyak anggota kerajaan yang tinggal di luar keraton, maka batik pun mulai meluas. Saat itu, obat-obatan yang digunakan dalam pembatikan berasal dari dalam negeri yakni terbuat dari kayu-kayuan, seperti mengkudu, kayu tinggi, dan pohon tom. Di awal abad ke-19 batik mulai populer dan meluas hingga menjadi milik rakyat Indonesia, terutama suku Jawa. Pada saat itu, batik yang dihasilkan merupakan jenis batik tulis sampai dengan awal abad ke-20.
Untuk membuat kain batik, waktu yang dibutuhkan sangat lama, yakni dua hingga tiga bulan lamanya. Karena proses membatik memakan waktu yang lama, maka sekitar tahun 1920 yakni setelah perang dunia ke-1 berakhir, batik cap mulai diperkenalkan. Ide menggunakan batik cap berasal dari Kwee Seng yakni seorang keturunan Tionghoa yang berasal dari Banyumas.
Yuk Daftar Jadi Reseller Batik!
Bagi Anda yang ingin langsung memulai bisnis berjualan batik, Anda bisa langsung bergabung sebagai mitra reseller di idejualan.com tanpa repot ngurus pengiriman dan tanpa harus keluar rumah. Di sini Anda dapat mulai berjualan batik tanpa perlu stok barang yangbisa dijadikan pekerjaan sampingan yang menguntungkan. Idejualan.com telah bekerjasama dengan suplier terlengkap terpercaya sehingga para reseller mendapatkan produk terbaik dengan harga termurah langsung dari tangan pertama sehingga keuntungan yang akan didapatkan semakin besar.
Dengan bergabung mitra reseller Idejualan.com, Anda juga akan mendapatkan website toko online, materi-materi premium seputar trik-trik jualan laris melalui pelatihan bisnis gratis dari mentor – mentor hebat sehingga jualan Anda semakin laris. Tersedia juga katalog online dan juga didukung CS setiap harinya, untuk membantu Anda jika ada kesulitan. Anda dapat langsung jadi reseller dari puluhan brand fashion dengan total lebih dari 1000++ produk yang sudah siap dipasarkan.
Nah, tanpa perlu menunda lagi, mari mulai jualan batik dengan bergabung sebagai mitra reseller kami. Yuk langsung gabung menjadi reseller Idejualan.com sekarang juga.